Friday, May 31, 2013

Cerita Perjalanan Batam (16 – 20 Mei 2013)

Rekap hasil pameran di Batam:
Penjualan langsung     : 32 pcs kaos (range harga Rp. 60.000 – Rp 85.000 / pcs)
Agen Baru                   : 6 orang (Rp 900.000 / agen)
Order konveksi            : 5 order (total omzet order konveksi Rp. 40.000.000)

Pameran di Batam selama beberapa hari hasilnya cukup memuaskan. Pada awalnya sempat ada keraguan dalam keikutsertaan sebagai peserta pameran. Hal ini disebabkan Soccer Style dan Synergy Konveksi selama ini berjalan melalui sistem pemasaran online dan keagenan, sehingga minim dalam pengalaman mengikuti pameran yang menyebabkan sulit untuk memprediksi cost dan benefit yang akan didapatkan.

Namun karena dorongan dari rekan-rekan dan konsultan serta untuk menambah pengalaman baru, keikutsertaan sebagai peserta pameran jadi dilaksanakan. Tujuan utama adalah untuk menambah pengalaman dan memperluas jejaring usaha, penjualan langsung dijadikan sebagai bonus tambahan saja. Kendala berikutnya adalah sulit untuk membawa alat-alat display karena adanya batasan kuota barang yang dapat dibawa, juga memang koper yang ada ukurannya kecil. Sebagai alternatif solusi, display gantungan gawang besi diganti dengan rantai plastik, dengan harapan dapat digunakan sebagai media menggantung hanger yang lebih praktis dan bobotnya ringan. Timbangan digital untuk koper yang akan dibawa ternyata tidak ditemukan, nampaknya terselip di kamar, namun agak sulit untuk menemukannya karena kondisi kamar yang tidak kondusif, hehehe.    

Proses packing selesai tepat waktu, Alhamdulillah dapat segera berangkat menuju ruko G26 yang dijadikan tempat berkumpul dengan rekan-rekan satu tim sekitar pukul 00.30 dini hari. Ternyata rekan-rekan satu tim dan konsultan telah datang beberapa jam sebelumnya, dan mereka sepertinya melakukan packing bersama-sama agar dapat berbagi beban barang yang dibawa, dan agar barang-barang untuk pameran bisa lebih rapih di packing dalam satu tim. Haha, mohon maaf rekan-rekan, saya kira setiap orang untuk keberangkatan hanya fokus dengan bawaannya masing-masing, bukan bermaksud untuk tidak membantu sebagai satu tim. Saya mulai paham, ternyata memang sejak awal kami berangkat sebagai satu tim. Saya berazam dalam hati, kesalahan saya pada saat proses packing tidak akan terulang dan akan berusaha berkontribusi positif  sebagai bagian dari tim.

Titik keberangkatan adalah dari kantor Dinas Koperasi, Alhamdulillah berjalan tepat waktu dan disana kami bertemu dengan tim-tim dari UKM yang lain. Konsultan kami sebagai pendamping sepertinya sangat berpengalaman, hal-hal detail seperti kunci koper dan pita hijau sebagai penanda di koper pun diperhatikan dengan terperinci. Pada saat itu saya masih tidak paham betul manfaatnya pita hijau itu harus dipasang.

Perjalanan dari Bandung menuju bandara di Jakarta berjalan sangat lancar, kemacetan panjang menjelang masuk bandara pun tidak menjadi permasalahan yang berarti, untuk saya kemacetan ini masih dalam batas yang normal. Pemberitahuan dari pihak eo/travel bahwa penerbangan akan transit dulu ke Pekanbaru pun tidak menjadi masalah untuk saya. Yang penting bisa sampai ke Batam dengan selamat, itu fokusnya.  Pada saat turun di bandara di Jakarta saya baru sadar, ternyata barang bawaan kami satu tim ini banyak sekali, sampai beberapa trolley. Namun saya senang, kesalahan saya yang tidak menjadi team player pada saat packing tidak terulang lagi, barang kami dalam satu tim digabung dalam beberapa trolley dan saya bisa ikut kontribusi sebagai team player, haha. Berikutnya sampai dengan akhir pameran, secara pribadi tidak ada masalah lagi dengan kerjasama tim, semuanya berjalan sangat lancar dan kondusif. Karena masih ada waktu cukup lama, kami masih sempat sarapan dulu di warung soto yang rasanya aneh, hehe.  Proses pemberangkatan semua berjalan dengan lancar, penerbangan pun sesuai jadwal nampaknya, hal-hal kecil seperti salah terminal di bandara menjadi sisipan pagi hari saja, hehehe.

Sesuai rencana, kami transit di Pekanbaru. Dan disini lah saya merasakan manfaat yang besar dari pita hijau yang dipasang di koper. Ternyata banyaknya barang dan koper di bagasi cukup membingungkan untuk memilah mana yang koper tim dan mana yang bukan. Pita hijau itu lah yang sangat membantu dan memudahkan dalam proses ini. Transit berjalan normal, penerbangan dilanjutkan ke Batam. Satu-satunya hal yang cukup saya sesalkan adalah jam tangan saya hilang, ternyata tertinggal di toilet bandara Pekanbaru, dan saya baru sadar pada saat sudah di pesawat menuju Batam. Memang bukan jam mahal, namun pemberian dari kaka. Ya sudahlah, saya akan beli lagi jam tangan pengganti nanti di Batam.

Singkat cerita, kami sampai di Batam, langsung menuju area pameran walaupun belum mandi karena waktu cukup terbatas, kesulitan masuk mall area pameran karena tidak ada trolley dan nampaknya panitia penyelenggara pun tidak ada yang mempersiapkan penyambutan peserta, tapi tidak menjadi masalah yang terlampau berarti, akhirnya kami semua sampai di stand area pameran. Stand pameran yang dipilih sangat strategis dan menyenangkan, tinggal dekorasi saja. Namun ternyata peralatan display yang dijanjikan tidak lengkap, hanya ada meja dan kursi. Display gantungan besi yang dijanjikan tidak ada. Namun berkat pengalaman dari konsultan, tim dinas koperasi dan kesigapan rekan-rekan satu tim proses dekorasi berjalan dengan lancar. Hasilnya wow, untuk saya pribadi dekorasi dan layout stand kami menakjubkan. Dengan logistik seadanya, stand menjadi sangat menarik. Saya secara pribadi sangat puas, walaupun nampaknya kontribusi saya dalam mendekorasi sangat minim. Mohon Maaf ya rekan-rekan, maklum karena pengalaman saya lebih banyak dekorasi website dan lapak online, hehehe.  Usai dekorasi stand, baru kami berangkat menuju hotel untuk istirahat. Hotel yang dipilih ternyata agak dibawah ekspektasi , tapi tidak menjadi kendala berarti juga, toh saya berpikir semua kesempatan dan pembiayaan sudah diberikan gratis oleh pihak dinas koperasi. Semangat rekan-rekan untuk memulai pameran pun sangat tinggi, ini terasa menyenangkan untuk saya.

Keesokan harinya pun pameran dimulai.  Tepatnya hari Jum’at.  Hari kamis hanya dekorasi, Jumat sabtu dan minggu pameran, senin belanja oleh-oleh dan pulang ke Bandung. Pameran selama 3 hari ternyata berjalan menyenangkan. Antusiasme pengunjung dan para peserta pameran saya rasakan cukup tinggi. Bahkan ada beberapa peserta yang  barang jualannya langsung hampir habis hanya dalam 2 hari saja. Pada saat pameran ini lah interaksi dengan pengunjung dan peserta UKM lainnya lebih intens. Jejaring baru bertambah. Stand kami pun cukup ramai dikunjungi, produk-produk yang dipajang berhasil memikat para pengunjung, dan ternyata penjualan langsung kaos Soccer Style cukup tinggi. Karena jumlah kaos yang dibawa per desain hanya 2 pcs, banyak kendala ukuran yang tidak tersedia. Untungnya beberapa pembeli bersedia menunggu untuk dikirim barangnya langsung dari Bandung  ke Batam. Jumlah agen baru dan order kerjasama konveksi pun Alhamdulillah sangat memuaskan. Berhasil terjaring 6 orang agen baru dan 5 order konveksi. Produk-produk lain di stand kami pun terjual laris. Mukena, beragam aksesoris, dan terutama produk kulit dari Garut berhasil memikat antusiasme para pengunjung.   Dalam pengamatan pribadi saya, mall yang menjadi tempat pameran ini rupanya lebih ramai dikunjungi pada hari Jum’at dan Sabtu, hari minggu tidak seramai hari kerja, namun pada hari minggu terlihat ada cukup banyak penambahan pengunjung turis mancanegara  dan orang-orang dari luar kota Batam.

Kegiatan dan hiburan pameran pun cukup meriah. Dengan adanya beberapa perlombaaan untuk anak-anak, dan beberapa peserta yang memeriahkan panggung dengan menyanyi menambah semarak jalannya pameran. Satu catatan kecil, ternyata konsultan kami dan tim dari Dinas Koperasi Jawa Barat semuanya adalah penyanyi handal, hahaha. Entah kenapa Jawa Barat saya lihat menjadi peserta terbanyak yang ikut berpartisipasi. Dengan banyaknya UKM yang menjadi peserta dan antusiasme para penyanyi kami, nampaknya Jawa Barat layak menjadi juara umum dan juara favorit jika pameran ini dijadikan suatu kompetisi, hehehe.

Secara keseluruhan pameran berjalan lancar, diatas ekspektasi saya pribadi, antusiasme peserta dan pengunjung cukup tinggi, dan nampaknya banyak produk yang terjual dalam beberapa hari pameran ini. Terbukti dengan penuhnya barang bawaan yang sebelumnya diisi dengan produk kami, digantikan isinya dengan banyaknya oleh-oleh yang dibawa pada saat pulang. Jam tangan baru pun berhasil saya dapatkan, hehe. Yang jelas, kebersamaan rekan-rekan dalam satu tim sangat terasa pada saat pameran berlangsung. Dukungan dari konsultan dan pendamping dari dinas koperasi pun sangat menunjang. Hari senin sebagai hari terakhir di Batam diisi dengan aktivitas belanja oleh-oleh secukupnya, cukup banyak dan sangat banyak untuk sebagian peserta, hehe. Perjalanan pulang berjalan dengan lancar, interaksi sesama peserta jauh lebih akrab dan hangat jika dibandingkan dengan pada saat pemberangkatan. Tidak banyak yang bisa saya deskripsikan dari perjalanan pulang, karena kami semua sudah cukup lelah namun dengan perasaaan yang puas dan menyenangkan. Cukup lelah juga saya bercerita dalam tulisan ini, hehehe. Terima kasih untuk rekan-rekan tim Fia, Elin, Rizky, Bu Yeni konsultan, dan Bu Heni juga Pa Aros pendamping dari Dinas Koperasi, Fia Fans Club Batam, Eky di ruko G26.  Salam damai juga untuk Ito, haji Hasan, Igun, Dela, Bu Pupung, teteh cantik indramayu (lupa saya namanya), kang sandal citarik, kang angklung, teteh make up artis, bapak batik Cirebon, bapak anyaman bambu, dan semua rekan-rekan UKM lainnya. Sukses semua! 

Thursday, March 21, 2013

Jenis Kain T-shirt #Katun


Jenis bahan kain katun yang digunakan untuk dibuat T-shirt ada beberapa macam. Pilihan bahan sangat menentukan kualitas T-shirt yang kita hasilkan. 
Berikut saya uraikan beberapa jenis kain katun yang biasa digunakan dalam produksi T-shirt casual distro. Pemaparan ini berdasarkan pengalaman saya dalam proses produksi aneka jenis T-shirt.


Katun Combed
Kain katun combed merupakan jenis kain yang paling sering dipilih dalam produksi T-shirt casual. Untuk memproduksi t-shirt yang nyaman, bagus, dan tahan lama katun combed merupakan pilihan yang tepat. Ciri-ciri dari kain katun combed adalah sifatnya yang menyerap keringat sehingga nyaman dipakai, warna yang tidak mudah pudar, dan serat benangnya yang halus karena telah melalui proses steam di pabrik kain. Sifatnya ini lah yang menjadikan kebanyakan distro dan butik memilih kain katun combed sebagai bahan utama dalam pembuatan t-shirt.
Katun combed memiliki beberapa jenis ketebalan:
- katun combed 20s, merupakan combed yang paling tebal dalam pembuatan t-shirt casual.
- katun combed 24s, katun combed dengan ketebalan sedang. hampir semua distro di Bandung menggunakan jenis ini karena ketebalannya yang sesuai dengan kenyamanan pada saat dipakai.
- katun combed 30s, katun combed dengan tingkat ketebalan yang rendah, bahan ini tipis sehingga cocok untuk dipakai di lingkungan yang panas.
- katun combed 40s, merupakan jenis katun combed yang paling tipis, biasanya digunakan untuk t-shirt perempuan atau cardigan perempuan.
Katun Carded
Katun carded satu jenis dengan katun combed. Namun perbedaannya, katun carded ini belum melalui proses steam di pabrik kain. Hal ini menjadikan katun carded lebih kasar seratnya saat diraba oleh tangan dibandingkan dengan katun combed, namun tetap menyerap keringat dengan sempurna.
Katun Viscose
Katun Viscose sering disebut juga CVC (Cotton Viscose). Merupakan jenis katun yang dicampur dengan bahan viscose. Komposisinya adalah bahan katun 55%, bahan viscose 45%. Hal ini menjadikan jenis bahan CVC tetap menyerap keringat, namun tingkat kehalusannya lebih rendah dibandingkan dengan jenis kain katun combed dan carded.
Katun Spandeks
Sama seperti CVC, jenis katun ini adalah katun campuran. Campuran jenis bahan katun dengan bahan spandex. Karena dicampur dengan bahan spandeks, jenis kain katun spandeks bersifat lebih elastis, namun kurang sempurna dalam menyerap keringat, jika dibandingkan dengan katun combed dan carded.

Tuesday, January 15, 2013

2013 :)

Pertengahan bulan Januari 2013.. ini tulisan pertama saya tahun ini,tepat sudah melewati 14 hari pertama tahun 2013. Saya berniat untuk mengisi lagi blog yang sepi ini. Sepi tulisan dan sepi pembaca pastinya... semoga 2013 saya bisa menulis dengan rutin dan "bagus".

14 hari pertama dilalui dengan sangat cepat, penuh dengan deadline pekerjaan, order konsumen, dan target-target yang ingin dicapai pada tahun ini sudah memulai langkah awalnya. Tahun ini terasa menyenangkan, karena penuh tantangan untuk mencapai suatu prestasi yang saya rasakan agak kurang di tahun lalu. 

Semoga tulisan singkat ini bisa menjadi salah satu langkah awal yang positif untuk mencapai semua target yang telah ditetapkan :)

 

Saturday, January 7, 2012

Bukan Menyamakan, melainkan Menyelaraskan


Entrepreneur Circle #2  (6 Januari 2012)

Menjelang "digelarnya" EC #2.. diawali kabar oleh Budi Dermawan yang menjadi pembawa materi diskusi kali ini, bahwa beliau sakit dan tidak bisa hadir (cepet sembuh ya Bud..), otomatis materi diskusi yang telah dipersiapkannya pun ditunda dulu untuk sementara, dan harus dicari materi "spontan" untuk menjadi tema diskusi.

Apa pun situasinya, EC #2 tetap berjalan, walaupun tanpa keynote speaker dan dihadiri oleh dua orang, saya dan Fia. Beruntunglah Fia dengan spontan memulai diskusi melalui obrolan cerita ringan namun inspiratif.

Detail uraian cerita dan obrolannya tentu tidak bisa diulas secara gamblang, karena menyangkut sisi private dalam kisah perjalanan dan pembelajaran Fia. Namun, banyak point-point inspiratif yang satu sisi bisa saya ungkapkan dalam pandangan kewirausahaan dan pengembangan personal. 

Trust and Tolerant
Fia menyiratkan prinsip ini dalam perjalanannya. Trust menjadi suatu keyakinan/kepercayaan terhadap seseorang atau suatu hal, dan menjadi landasan utama dalam berinteraksi. Tidak mudah untuk membangun kepercayaan, namun lebih sulit lagi untuk memperbaiki kepercayaan yang telah rusak. Hal ini tentu berlaku pula dalam menjalankan usaha, menjaga kepercayaan dua arah antara pengusaha dan customer tentu menjadi titik vital dalam keberlangsungan interaksi jangka panjang kedua belah pihak, sekali saja kepercayaan itu rusak, bukan hal yang mudah untuk memperbaikinya kembali.

Tolerant menyangkut sikap menghargai dan memberikan ruang terhadap pilihan orang lain. Termasuk di dalamnya memberikan kesempatan untuk tetap menjaga keleluasaan ruang-ruang private yang dimiliki setiap orang. Dalam tataran bisnis, tolerant dapat diaplikasikan dalam bentuk sikap menghargai preferensi konsumen terhadap suatu barang/jasa, dan juga pilihan-pilihan yang diambil oleh konsumen menyangkut nilai suatu barang / jasa.

Bukan Menyamakan, melainkan Menyelaraskan.
Point inspiratif ini menjadi salah satu sorotan utama yang menurut saya melingkupi semua hal sebelumnya. Hal ini merupakan penghargaan terhadap nilai yang dimiliki setiap orang, dan persepsi yang berbeda terhadap suatu hal. Perbedaan ini bukan untuk disamakan atau kita perlu menyamakan, yang diperlukan adalah menyelaraskan perbedaan-perbedaan yang ada itu. Brilliant! bayangkan jika kita dapat menyelaraskan perbedaan kebutuhan serta keinginan konsumen dan pengusaha, tentu hal ini dapat menjadi hubungan jangka panjang yang kondusif antara konsumen dan pengusaha tanpa perlu menyamakan perbedaan nilai, persepsi pribadi, dan kepentingan.

Niat dan Ikhlas.
Point inspiratif ini pada akhirnya menjadi pelengkap dari semua aktivitas yang ada. Dalam kisahnya Fia pun menyiratkan bahwa niat lah yang menjadi penentu dalam setiap aktivitas yang dijalankan. dan dengan niat yang sungguh-sungguh, tentu segala aktivitas yang dilakukan dapat berjalan lancar serta dimudahkan. Ikhlas menjadi suatu sikap akhir yang menentukan langkah selanjutnya. Ikhlas dalam menerima semua hasil yang telah diperjuangkan, ikhlas menerima setiap kegagalan dan ujian, ikhlas dalam menerima semua konsekuensi dari hal-hal yang telah dikerjakan ataupun diupayakan. Apa pun situasi yang dihadapi, jika niat kita teguh dan dijalani dengan ikhlas, tentu akan menjadi modal kuat untuk tetap melangkah maju menuju tahap berikutnya.

Menyenangkan sekali obrolan ringan yang menyiratkan banyak hal inspiratif petang ini. Seiring habisnya santapan spaghetti a la arose, ice lemon tea, dan sweet ice tea di jendela lantai 2 Little White Cafe, Entrepreneur Circle #2 pun telah usai. Sampai ketemu 2 minggu ke depan di Entrepreneur Circle #3 :)

- Budi Krisnadi - 

Monday, December 26, 2011

Mengapa Bisnis “ Startups” GAGAL ?


Mengapa Bisnis “ Startups” GAGAL ?
(sumber: Research – Inspire Magazine edisi 10. Disajikan untuk Entrepreneur Circle perdana 23 desember 2011)

Berdasarkan riset penelitian yang dilakukan oleh U.S. Bureau of Labor Statistics menunjukkan bahwa hampir enam dari sepuluh perusahaan baru terpaksa tutup dalam waktu empat tahun sejak didirikan. Riset lain yang dilakukan memperlihatkan bahwa dalam waktu sepuluh tahun kira-kira hanya 29% dari perusahaan ini yang masih beroperasi. Riset ini berlaku untuk nilai rata-rata semua industri. Memang belum ada angka riset tersebut untuk usaha di Indonesia, karena belum ada penelitian yang dilakukan, namun angka hasil penelitian tersebut tentu dapat kita jadikan acuan ataupun sekedar motivasi supaya tidak terjembab dalam hal yang serupa.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, sejumlah pengamat usaha merumuskan faktor-faktor apa saja yang banyak menyebabkan perusahaan-perusahaan Startups gagal. Hal ini diharapkan dapat membantu para entrepreneur memahami apa yang harus dilakukan dalam menjalankan bisnis baru.

·         Eksekusi Yang Buruk
Dibandingkan gagasan yang cerdas, eksekusi yang tepat dan mengena lebih menjadi suatu hal vital bagi keberhasilan usaha yang baru.  Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kegagalan eksekusi adalah:
-          Lakukan evaluasi yang jujur atas kekuatan/keterampilan yang dikuasai, sehingga kita hanya memburu peluang yang seiring dengan kekuatan kita.
-          Lebih bijak jika kita dikelilingi oleh orang-orang berbakat yang tidak ragu untuk berbicara terus terang.

·         Pasar Yang tidak Bergairah
Seringkali para pelaku usaha menginvestasikan banyak uang dan tenaga untuk suatu gagasan bagus dengan harapan konsumen akan muncul dengan sendirinya. Seringkali hal ini menjadi sia-sia. Telah banyak perusahaan yang gagal karena pendirinya menghabiskan seluruh sumber daya untuk suatu produk tanpa mempertimbangkan bagaimana caranya menarik pelanggan. Yang lebih buruk, banyak yang tidak memahami hal apa saja yang dianggap bernilai oleh pelanggan dan membuat mereka mau membayarnya. Penting sekali untuk melakukan validasi pasar sebelum kita meluncurkan produk, berbicaralah dengan calon pelanggan hal-hal apa saja yang mereka butuhkan dan anggap bernilai.

  
·         Leverage Yang Berlebihan
Sebuah perusahaan yang matang dapat memperkirakan prediksi pendapatan selama beberapa kuartal ke depan. Hal ini menjadikannya dapat berhati-hati dalam menggunakan Leverage yang ada. Baik utang maupun biaya operasional tetap. Banyak perusahaan baru yang mengalami over leverage. Untuk menghindarinya, sebaiknya kita menjaga sebagian besar biaya operasional bersifat variabel di saat awal hingga perusahaan berjalan sementara waktu untuk meramalkan penjualan kedepan. Tundalah untuk mengambil utang tetap sebelum dapat diperoleh perkiraan potensial pelanggan yang besar. Perkirakan waktu yang tepat misalnya untuk mengambil kantor yang lebih besar atau tambahan tenaga ahli yang baru.

·         Kapitalisasi Yang Rendah
Banyak entrepreneur yang meremehkan jumlah waktu dan modal yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas (BEP), sehingga menyebabkan banyak usaha mati prematur. Bersikaplah konservatif sementara dalam merencanakan keuangan, dan perhitungkan biaya untuk menutupi kegagalan produksi di tahap awal hingga perusahaan mencapai cash flow positif.

·         Tidak Memiliki Keunggulan Kompetitif
Pelaku usaha baru seringkali memulai usaha yang sangat mirip sehingga rentan terhadap persaingan, pesaing baru, dan terjadi perang harga. Untuk berkembang, di tahap awal kita memerlukan keunggulan kompetitif yang membedakan dari pesaing. Walaupun keunggulan ini tidak bersifat permanen, setidaknya memberikan waktu untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang baru.

·         Bersaing Head to Head dengan Pemimpin Industri
Suatu tanda yang jelas usaha akan gagal, jika pelaku usaha baru memasuki pasar dan langsung bersaing Head to Head dengan pemimpin industri yang sudah mapan. Lakukanlah inovasi.  

·         Mengambil Ceruk Pasar yang Terlampau Kecil
Sebagian besar pelaku usaha baru memang dapat bertahan melawan pemimpin industri dengan mengambil suatu ceruk pasar. Namun kita perlu benar-benar berhati-hati dan yakin bahwa ceruk pasar tersebut cukup besar untuk menopang bisnis kita. Jangan sampai konsumen menjadi harus membayar mahal atau kesulitan dalam mengakses produk kita.

·         Tim Pendiri Pecah
Perusahaan baru bisa menjadi tempat dengan tingkat stress yang tinggi, terutama di saat krisis dan usaha “padam”. Hal ini dapat menimbulkan pecahnya tim pendiri. Pecahnya tim pendiri akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan baru yang belum stabil. Untuk menghindarinya, buatlah kesepakatan yang detail agar seluruh tim pendiri mendapatkan perlakuan yang adil.

·         Strategi Harga yang Buruk
Strategi menetapkan harga yang umum adalah dengan rumus Cost + Margin laba. Hal ini dapat dilakukan, namun kadang menyebabkan adanya hal underpricing terhadap produk yang kita miliki. Misalnya biaya produksi kita Rp. 300.000, dan harapan laba Rp. 50.000, maka harga jual kita Rp. 350.000. padahal bisa saja konsumen menilai produk kita seharga Rp. 400.000. hal yang lebih buruk lagi adalah dapat terjadinya overpricing karena penetapan harga berbasis biaya sangat terkait dengan volume penjualan. Jika volume penjualan sedikit, maka biaya produksi meningkat, dan menyebabkan harga jual pun meningkat. Untuk menghindarinya, lakukan penetapan harga dengan hati-hati dan berdasarkan persepsi nilai pelanggan terhadap produk kita.

·         Tumbuh Terlampau Cepat
Pertumbuhan dapat menjadi indikasi keberhasilan suatu bisnis, namun pertumbuhan yang tidak terkendali dapat menjadi kendala tersendiri. Penyebabnya, bisnis memerlukan fondasi dan system yang tangguh untuk tumbuh, dan seringkali hal ini dilupakan karena terdesaknya waktu di tahap-tahap awal perkembangan bisnis. Selanjutnya, pertumbuhan yang cepat tentu membutuhkan investasi dan infrastruktur tambahan yang tetap. Jika pertumbuhan terkendali, perusahaan dapat membiayainya dari internal cash flow usaha. Tetapi jika pertumbuhan terlampau cepat, dapat mengguncang cashflow dan memaksa perusahaan terjerumus dalam hutang, karena pelaku usaha cenderung lebih fokus kepada profit dibandingkan cashflow. Jangan pernah lupakan bahwa Cash is King! Buatlah analisis cash flow yang tepat, jangan mengharapkan keuntungan yang massif dulu di tahap awal, tapi jangan sampai juga menanggung kerugian.  



-Budi Krisnadi-

Thursday, October 20, 2011

Burung Merpati

Akhirnya bisa nulis lagi sedikit... memang perlu tekad sungguh-sungguh ni bwt nulis... hehe

Tulisannya sekarang sekilas tentang burung merpati. Karena kemaren malam ngobrol santai sambil duduk depan pintu dengan seorang kawan... tadinya udah mau pulang, iseng-iseng nanya sama kawan yang lagi duduk deket pintu, "abis dr mana?" dia jawab.. "sekarang ada peliharaan, burung" lhaa, saya dah berteman lebih dari 2 taun tapi baru tau dia punya burung merpati 8 pasang, bahkan hobi dari kecil pelihara burung merpati.. walah walah...

Akhirnya obrolan berlanjut, di depan pintu sambil duduk di lantai dalam posisi mau pake sepatu, tapi ga jadi pakenya karena excited nanya tentang burung merpati.

dia cerita banyak tentang burung merpati. Ternyata pelihara burung merpati itu rumit juga menurut saya, setiap hari katanya burung itu harus berjemur, olahraga, selain pastinya dikasih makan dan dimandikan. dan ternyata kebanyakan orang pelihara burung merpati selain karena hobi, tapi juga untuk ikut berbagai macam kompetisi "balap" burung merpati. kompetisinya juga macam-macam, mulai dari yang hadiahnya uang, motor, sampai mobil pun ada, wow....!

Menurut cerita kawan saya itu, kompetisi terbagi dua besaran, kompetisi burung bawah dan burung atas. kompetisi burung bawah itu, burungnya berlomba terbang di ketinggian sekitar setinggi atap rumah saja, tracknya garis lurus dan yang menang yang sampai finish tercepat. sedangkan burung atas, jaraknya cukup jauh sampai kita tidak bisa melihat posisi finishnya, dan burung itu mencari jalur tercepatnya sendiri untuk mencapai titik finish yang ditentukan dengan berbagai macam variasi rintangan yang ada. burung yang mengikuti kompetisi adalah burung jantan, sedangkan burung betina pasangannya ada di titik finish, sebagai target burung jantan mencapai finish. Walah walah,  burung merpati ini ternyata sangat setia terhadap pasangannya.  

Supaya bisa memenangkan kompetisi, burung harus dilatih, biasanya berlatih setiap hari rabu, kamis, dan jum'at. Karena kompetisi selalu diadakan hari sabtu dan minggu. Selain berlatih, burung pun diberi asupan nutrisi yang mumpuni, seperti jagung, beras merah, dan jamu-jamuan. Seekor burung merpati yang telah berhasil menjadi pemenang dalam kompetisi, biasanya nilai jualnya meningkat signifikan... apalagi jika sudah menang berkali-kali, harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan anak-anak burung keturunannya pun harga jualnya menjadi tinggi. Oleh karena itu, aktivitas memelihara burung merpati ini selain menyalurkan hobi, menjadi investasi juga untuk sebagian orang.

Ada banyak hal menarik yang sebelumnya saya tidak tahu tentang burung merpati. Ternyata burung merpati mengalami masa pergantian bulu... pada saat pergantian bulu, sebaiknya burung merpati itu istirahat dulu, jangan terbang terlalu jauh. setelah bulu-bulu sayapnya tumbuh rapi, barulah ia siap terbang dan berkompetisi. Saya juga baru tahu, burung merpati itu saat dibawa pemiliknya dengan menggunakan sepeda motor selalu sangkarnya ditutup tirai, supaya burung itu tidak bisa terbang pulang ke rumahnya. Saya kira sengaja ditutup supaya burungnya gak masuk angin, hehehe....

Masih banyak sebetulnya yang ingin saya diskusikan tentang burung merpati, tapi sudah waktunya saya pulang, dan perut mulai terasa mules karena duduk berlama-lama di lantai depan pintu,, ahaha... akhirnya saya  pulang sambil bertekad, saya akan berkunjung dan melihat langsung kompetisi burung-burung merpati itu. 

Monday, September 19, 2011

Ini Budi!!

Selamat datang,,
blog ini berisi semua tulisan Budi Krisnadi. Sebagai pemilik, tentu saja Budi menuangkan semua pemikiran, kontemplasi, pandangan subjektif, dan tulisan yang sifatnya spontan terlintas di benaknya Budi. 

Ada seorang teman yang pernah bilang, "Bud, jangan cuma banyak membaca buku, tp kamu juga harus coba menulis. karena kalau banyak membaca tapi tidak menulis, akan berjerawat." hehe, ada-ada saja, tapi memang sekarang saya berjerawat, jadi selain mencoba lebih rajin cuci muka, saya juga coba untuk menulis. Ada juga yang dulu menginspirasi saya melalui buku kumpulan puisinya, disitu saya melihat semua hal dan perasaan penulisnya melalui puisi itu.. Wow! luar biasa ternyata pengaruh dari kumpulan puisi itu. Belakangan ini juga saya "ngubek2" blog dari penulis-penulis muda yang isinya ternyata sangat inspiratif, semakin menguatkan niat untuk coba menulis. Untuk saya, menulis seperti ini cukup memaksa saya menguras kreativitas, karena berbeda dengan pengalaman dulu ketika di kampus menulis karya tulis ilmiah untuk mengikuti berbagai LKTI dan mengejar uang hadiahnya, yang notabene tulisannya harus sistematis dan mengikuti tema umum yang disodorkan dari panitia, dilengkapi dengan berbagai macam data yg akurat. apalagi dulu saya ditemani seorang partner yang extraordinary dalam menulis, jadi saya tinggal "ngekor" aja, hehe. kemarin juga saya dengar celetukan seorang kawan yang bilang, "menulis itu untuk menyeimbangkan otak kanan dan kiri." dalam seketika saya merasa limbung berat sebelah ke kiri... ternyata saya memang harus menulis.

Maka jadilah blog ini, sebagai wadah pertama saya untuk menulis lagi.. ditengah rutinitas saya untuk berjuang dalam hidup, ini bagian dari menikmati hidup...

Ini tulisan Budi!!